Kepolisian Daerah Jawa Timur mengimbau masyarakat untuk tidak merusak tempat kejadian perkara (TKP) terkait ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Langkah ini diambil agar proses identifikasi korban bisa berjalan dengan cepat dan akurat, memberikan kesempatan bagi petugas untuk melakukan tugas mereka dengan baik.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi M Khusnan, menegaskan pentingnya menjaga keutuhan bukti-bukti di lokasi kejadian. “Kami perlu memastikan bahwa semua jenazah dan barang di sekitarnya didokumentasikan sesuai dengan standar internasional,” ungkapnya.
Pihak kepolisian juga mengingatkan bahwa masyarakat dilarang berkerumun di area tersebut, mengingat kebiasaan mendekati lokasi bencana dapat mengganggu TKP. “Keberadaan orang banyak justru dapat merusak proses identifikasi,” kata Khusnan menambahkan.
Proses Identifikasi dan Pentingnya Ketelitian di TKP
Khusnan menjelaskan, setiap jenazah yang ditemukan akan difoto, diberi label, dan dimasukkan ke dalam kantong khusus. Ini merupakan langkah penting dalam tahap identifikasi korban sesuai dengan standar Disaster Victim Identification (DVI) yang berlaku di seluruh dunia.
Penting untuk dicatat bahwa selama proses ini berlangsung, gangguan dari pihak luar harus dihindari. Masyarakat yang ingin membantu sering kali tidak menyadari bahwa tindakan mereka dapat menyebabkan kesalahan dalam identifikasi.
Petugas di lapangan juga telah memasang garis polisi untuk membatasi akses ke area berbahaya. “Hanya pihak berwenang yang boleh masuk ke kawasan itu,” terang Khusnan, menekankan keharusan untuk mematuhi peraturan yang ada.
Sebagai langkah preventif, masyarakat dihimbau untuk tidak mendekati lokasi ambruk. Ini demi menjaga keamanan dan kelancaran proses penanganan yang sedang dilakukan.
Sementara itu, operasi pencarian dan penyelamatan korban yang terjebak di bawah reruntuhan musala terus berlangsung. Tim SAR berkomitmen untuk menemukan dan menyelamatkan korban yang mungkin masih terperangkap di dalam bangunan yang hancur.
Update Terkini Mengenai Korban dan Evakuasi di Lokasi Kejadian
Hingga saat ini, tim SAR telah berhasil mengevakuasi sejumlah korban dari reruntuhan. Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, menginformasikan bahwa dalam sehari ini, lima orang berhasil dievakuasi.
Jumlah total korban tewas yang telah dievakuasi mencapai sepuluh orang, sesuai dengan data yang terkumpul per Jumat sore. Selain itu, mencapai 103 orang telah ditemukan dalam kondisi selamat selama proses penyelamatan.
Akan tetapi, situasi di lapangan masih mengkhawatirkan, dengan perkiraan bahwa sejumlah 53 orang masih terjebak di bawah material bangunan yang runtuh. Selleuruh tim berupaya keras untuk menemukan mereka secepat mungkin.
Evakuasi berlangsung meskipun kondisi di lapangan sangat sulit dan berbahaya. Tim SAR beroperasi dengan hati-hati untuk memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat dalam proses penyelamatan ini.
Kondisi cuaca juga menjadi faktor penting yang harus dihadapi oleh para rescuer. Kerumunan warga yang ingin melihat lokasi kejadian juga menjadi tantangan tersendiri bagi tim SAR yang bekerja dengan fokus dan profesionalisme.
Komitmen Pihak Berwenang untuk Mengatasi Situasi Kriminal di Lokasi Kejadian
Pihak kepolisian terus berupaya menjaga keamanan di lokasi kejadian agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu proses penyelamatan dan identifikasi. “Kami telah mengerahkan anggota untuk menjaga area aman dari pihak yang tidak berkepentingan,” kata Khusnan.
Masyarakat diminta untuk kooperatif dan memberikan ruang bagi petugas dalam melaksanakan tugas mereka. Hal ini penting agar semua proses dapat dilakukan dengan efisien dan tanpa gangguan.
Pihak kepolisian juga menanggapi berbagai pertanyaan mengenai batasan akses ke lokasi kejadian. Menurut mereka, keamanan masyarakat dan kelancaran proses evakuasi adalah prioritas utama.
Selain itu, komunikasi yang baik antara pihak kepolisian dan masyarakat sangat diharapkan agar situasi tetap kondusif. “Kami perlu kerjasama dari semua pihak, agar setiap langkah yang diambil dapat berdampak positif,” ungkapnya.
Komunikasi yang terbuka dan transparan menjadi kunci untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi antara masyarakat dan pihak berwenang. Setiap informasi yang disampaikan akan membantu dalam menjaga situasi yang aman.




