Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, baru-baru ini menghadiri wisuda Program Sarjana, Magister, dan Doktor Universitas Indonesia untuk periode Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025. Dalam acara yang berlangsung di Balairung UI tersebut, ia menyampaikan pentingnya karakter budaya dalam menghadapi tantangan era digital dan kecerdasan buatan.
Pada momen spesial tersebut, Fadli Zon menekankan bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Menurutnya, karakter yang kuat diperlukan agar para lulusan dapat bersaing di dunia kerja dan tetap menjaga identitas bangsa.
“Wisuda ini adalah simbol dari komitmen pendidikan yang berkelanjutan,” katanya. Ia melanjutkan, karakter lulusan yang terintegrasi dengan pengetahuan dan keterampilan adalah aset berharga bagi masa depan Indonesia.
Pentingnya Karakter Budaya dalam Pendidikan Tinggi
Fadli Zon menggarisbawahi bahwa pendidikan seharusnya melibatkan pengembangan karakter berbasis budaya. Budaya yang kaya menjadi landasan yang kuat bagi lulusan untuk bersaing, sekaligus memperkuat identitas nasional di tengah globalisasi.
Dia mengungkapkan bahwa ada tujuh karakter budaya yang harus dimiliki oleh lulusan. Karakter ini meliputi berpikir kritis, adaptif terhadap perubahan, dan memiliki kesadaran ekologis yang tinggi.
“Karakter-karakter tersebut bukan hanya penting untuk bersaing, tetapi juga untuk berkontribusi kepada masyarakat,” ujarnya. Dengan demikian, pendidikan tinggi harus menjadi jembatan yang memadukan pengetahuan dan kebudayaan.
Strategi Menyongsong Era Digital dengan Memanfaatkan Budaya
Dalam memberikan arahan kepada para lulusan, Fadli Zon menyampaikan sejumlah strategi untuk mengintegrasikan budaya dengan teknologi. Digitalisasi warisan budaya menjadi salah satu fokus utama yang perlu diwujudkan.
“Kita perlu mengembangkan produk kreatif berbasis budaya yang dapat dinikmati oleh semua kalangan,” ucapnya. Ini mencakup pemanfaatan media sosial dan teknologi terbaru dalam budaya.
Penggunaan augmented reality dan virtual reality juga diharapkan dapat memperkaya pengalaman budaya bagi masyarakat. Menurutnya, hal ini dapat memikat generasi muda untuk lebih mencintai budaya lokal.
Budaya Indonesia sebagai Mega Diversity yang Perlu Dikenal Dunia
Fadli Zon menekankan keunikan budaya Indonesia yang dianggap sebagai mega diversity. Dengan lebih dari 17.000 pulau, kekayaan budaya ini dapat menjadi daya tarik global jika dibarengi dengan teknologi yang tepat.
“Kita harus bisa membawa kekayaan budaya ini ke kancah internasional,” jelasnya. Menurutnya, pengembalian pada nilai-nilai lokal dapat memberikan kekuatan tersendiri dalam menghadapi tantangan global.
Ia menyoroti fenomena budaya Korea yang teramat populer di kalangan generasi muda, mengatakan bahwa Indonesia juga memiliki potensi yang sama untuk dikenal di seluruh dunia. “Kita bisa menarik perhatian dunia dengan keunikan dan keragaman budaya kita,” tambahnya.
Peluang dan Tantangan dalam Pengembangan Budaya Berbasis Teknologi
Fadli Zon menyadari bahwa meskipun banyak peluang, ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah bagaimana menjembatani generasi tua dan muda dalam memahami dan menghargai budaya.
Dia memperingatkan akan adanya risiko kehilangan jati diri bangsa di tengah pengaruh budaya asing yang kuat. Oleh karena itu, pendidikan yang berorientasi pada budaya lokal sangat penting untuk menanamkan rasa cinta tanah air.
Pendidikan tinggi harus berperan aktif dalam mendidik generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga kuat dalam identitas budaya. “Kita harus saling mendukung untuk menjaga dan mengembangkan budaya Indonesia,” tandasnya.