Kejadian ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, baru-baru ini memicu gejolak emosional di kalangan masyarakat. Psikolog anak Seto Mulyadi, yang lebih dikenal sebagai Kak Seto, merasa perlu untuk memberi respons terhadap insiden yang merugikan puluhan siswa tersebut.
Dalam pandangan Kak Seto, peristiwa tersebut tidak hanya mengguncang fisik siswa yang terlibat, tetapi juga bisa berdampak pada psikologis mereka. Lingkungan sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, dan kejadian semacam ini sangat disayangkan.
Kepedulian Psikolog Terhadap Kasus Ledakan di Sekolah
Kak Seto mengungkapkan keprihatinan mendalam akan konsekuensi yang ditimbulkan oleh ledakan tersebut. Siswa yang mengalami luka-luka, baik ringan maupun berat, tentu membutuhkan perhatian khusus dari semua pihak, terutama pengelola sekolah dan pemerintah.
Dia menyatakan perlunya penanganan yang tepat untuk memulihkan kondisi psikologis anak-anak yang terdampak. Dengan situasi seperti ini, dukungan emosional serta sosial sangat penting bagi para siswa.
Kak Seto menyoroti bahwa tindakan hukum tetap harus dilakukan meskipun pelaku masih di bawah umur. Proses hukum yang tepat, dalam pandangannya, akan menjadi langkah awal untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Proses Hukum yang Sesuai dengan Undang-Undang Peradilan Anak
Dalam menyikapi kasus ini, Kak Seto menekankan pentingnya menjalankan prosedur hukum dengan tetap mempertimbangkan usia pelaku. Menurutnya, Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA) harus dipatuhi dalam setiap langkah penanganan.
Kak Seto menjelaskan bahwa UU SPPA tidak hanya berorientasi pada hukuman, tetapi juga pada pembinaan anak-anak. Ini menjadi penting agar mereka tidak hanya dikenakan sanksi, tetapi juga diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
“Penting bagi kita untuk tidak hanya melihat aspek hukuman, tetapi juga bagaimana masa depan mereka setelah menghadapi hukum,” ungkapnya. Hal ini menunjukkan perhatian Kak Seto terhadap kesejahteraan anak bukan hanya saat ini, tetapi juga untuk masa depan mereka.
Kesempatan untuk Membangun Kembali Kepercayaan
Dalam konteks ini, Kak Seto menekankan bahwa upaya untuk membangun kembali kepercayaan siswa kepada lingkungan sekolah harus diutamakan. Kejadian yang mengejutkan ini bisa menciptakan rasa takut dan trauma yang berkepanjangan di kalangan siswa.
Dia menyarankan agar pihak sekolah melakukan berbagai kegiatan untuk membantu siswa memulihkan rasa aman dan nyaman. Ini termasuk latihan psikologis atau konseling yang dapat membantu siswa mengatasi trauma dan ketakutan yang mereka alami.
Kak Seto percaya bahwa dengan pendampingan yang baik, siswa dapat lebih cepat pulih dan kembali menjalani aktivitas seperti biasa. Kesadaran ini penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung pertumbuhan anak-anak.
Peran Masyarakat dan Pendidikan Dalam Mencegah Kejadian Serupa
Kak Seto juga mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. Kesadaran kolektif dalam mengawasi dan melindungi anak-anak sangat penting untuk mencegah terulangnya kejadian yang tidak diinginkan.
Pendidikan tentang nilai-nilai aman, toleransi, dan saling menghormati harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Pengajaran yang tepat dapat membantu anak-anak untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan membangun karakter yang kuat.
Lebih jauh lagi, keterlibatan orang tua dalam mendidik anak di rumah juga harus ditingkatkan. Kolaborasi antara sekolah dan orang tua dapat menciptakan sinergi yang baik untuk perkembangan anak.




