Di Sukabumi, sebuah tragedi menyedihkan terjadi saat Abah Ocang (73 tahun) kehilangan nyawanya setelah bertarung dengan seekor King Kobra berukuran empat meter pada Senin, 6 Oktober. Insiden ini menggambarkan bahaya yang sering dihadapi para petani di daerah tersebut, di mana ular berbisa dapat muncul tiba-tiba dalam aktivitas sehari-hari mereka.
Menurut laporan, Ocang ditemukan tewas dengan kaki kanannya yang membiru akibat racun King Kobra yang masuk ke dalam tubuhnya. Momen berbahaya ini menjadi pengingat akan risiko yang mengintai di pedesaan, di mana interaksi antara manusia dan ular sangat mungkin terjadi.
Racun yang mengalir dalam tubuhnya telah menyebabkan dampak fatal, tetapi sebelum ajal menjemput, Ocang berusaha melawan dengan sekuat tenaga. Ia berhasil menyikatkan tongkat kayu ke kepala ular tersebut, menandakan keberanian yang luar biasa meskipun mengakibatkan dampak tragis.
Detail Kronologi Kejadian yang Menyakitkan
Peristiwa nahas ini terjadi di Kampung Cipetir, Kecamatan Cidadap. Menurut keterangan Aiptu Yadi Supriyadi, Kanit Reskrim Polsek Sagaranten, jasad Ocang ditemukan oleh seorang warga yang sedang bekerja. Kondisi jenazahnya sangat tragis, pria tua itu terlihat tergeletak di jalan setapak dengan luka parah di kaki kanannya.
Tidak sampai di situ, saat dilakukan pemeriksaan lebih mendalam oleh pihak kepolisian, luka yang dialami Ocang menunjukkan indikasi gigitan ular yang jelas. Dua bekas gigitan terlihat, dengan kaki yang mengalami pembengkakan menyakitkan akibat racun yang menyebar dengan cepat.
Ade Pici, staf Desa Cidadap, juga mengungkapkan bahwa Ocang pasti berjuang keras melawan ular tersebut. Di lokasi kejadian, ditemukan bekas-bekas yang menunjukkan adanya perlawanan, seperti serpihan tanah dan jejak lain yang mengarah ke perkelahian.
Warga Berurai Air Mata Memperingati Keberanian Ocang
Setelah kejadian ini, berita tentang keberanian Ocang menyebar dengan cepat di kalangan warga setempat. Mereka menangis mengingat sosok pria yang selama ini dikenal penuh ketulusan dan jiwa petani di desanya. Duka mendalam menyelimuti keluarga dan tetangga yang mengenalnya dengan baik.
Pemakaman Ocang menjadi acara lambang kesedihan seluruh warga. Satu per satu, mereka datang memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang telah memberikan banyak hal bagi masyarakat sekitar. Kisah terakhirnya juga menjadi bahan pembicaraan di berbagai kalangan.
Keberanian Ocang melawan ular berbisa menjadi cerita kepahlawanan yang harus dikenang. Meski harus kehilangan nyawanya, semangatnya untuk bertahan menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya.
Panggilan untuk Meningkatkan Kesadaran akan Bahaya Ular Berbisa
Insiden ini menyoroti pentingnya kesadaran akan bahaya binatang berbisa, terutama di wilayah pedesaan. Banyak petani seperti Ocang yang berhadapan langsung dengan risiko ini tanpa perlindungan atau pendidikan dini tentang cara menghindarinya. Masyarakat mendesak perlunya pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja bagi penduduk di daerah rawan.
Pihak berwenang di Sukabumi juga diharapkan lebih responsif dalam menyediakan informasi serta menyiapkan program pencegahan. Kesedihan atas peristiwa ini harus mendorong tindakan nyata untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Dengan adanya pelatihan dan sosialisasi, diharapkan masyarakat dapat meminimalisir risiko yang dihadapi saat bekerja di ladang atau menjelajahi daerah yang rawan ular berbisa. Hal ini penting demi keselamatan hidup dan masa depan para petani di Sukabumi.




