Pemakaman di Pajimatan Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, akan tetap beroperasi selama prosesi pemakaman Raja Keraton Surakarta, Pakubuwana XIII, berlangsung. Hal ini disampaikan oleh Bupati Pajimatan, yang juga memberi informasi penting bagi pengunjung dan masyarakat umum yang ingin berpartisipasi dalam acara tersebut.
KPH Joyo Adilogo, Bupati Pajimatan Makam Raja-Raja Imogiri, menegaskan bahwa kompleks pemakaman Imogiri tidak akan ditutup sepenuhnya. Masyarakat masih diperbolehkan mengunjungi area tersebut dengan beberapa pembatasan yang berlaku.
Saat prosesi pemakaman berlangsung, beberapa area akan tidak dapat diakses oleh publik. Meskipun demikian, pengunjung dapat memberikan penghormatan terakhir dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan pihak panitia.
Informasi Penting Tentang Akses ke Pajimatan Imogiri
KPH Joyo menyatakan bahwa pengunjung diperbolehkan untuk datang, namun tidak diperkenankan memasuki area pemakaman sebelum acara selesai. Hanya anggota keluarga yang dapat mengakses lokasi secara langsung. Dengan demikian, orang-orang tetap dapat menghormati acara sambil menjaga suasana yang khidmat.
Pengunjung diizinkan untuk mengikuti prosesi salat jenazah di Masjid Kagungan Ndalem Pajimatan Imogiri. KPH Joyo menjelaskan bahwa mereka tidak perlu mengenakan pakaian adat asalkan berpakaian sopan. Ini menunjukkan komitmen untuk menjaga kesucian acara sambil merangkul kehadiran masyarakat.
Pihak penyelenggara menekankan bahwa salat jenazah akan dilaksanakan di Masjid Kagungan Ndalem, tepatnya saat jenazah tiba di lokasi. Semua ini adalah bagian dari tradisi yang telah berlangsung lama dan harus dihormati.
Kegiatan Sebelum Prosesi Pemakaman Dimulai
Ritual tahlil bedah bumi dilakukan oleh para abdi dalem sebagai salah satu tradisi yang menyertai proses pemakaman. Hal ini biasanya dilakukan sebelum penggalian makam untuk menghormati arwah yang telah meninggal. Diperkirakan bahwa persiapan ini sudah akan selesai pada hari Selasa.
Saat prosesi berlangsung, sekitar 30 orang, termasuk para abdi dalem, akan menandu jenazah melewati ratusan anak tangga menuju lokasi pemakaman. Ini adalah upacara yang sangat sakral, dan kehadiran masyarakat sangat dihargai dalam momen tersebut.
Pemindahan jenazah ke Bangsal Palereman di depan Masjid Kagungan Ndalem menjadi bagian penting dalam tradisi ini. Bangunan tersebut bertugas sebagai tempat transit bagi jenazah yang akan dimakamkan di Pajimatan Imogiri.
Pemakaman Raja Keraton Surakarta dan Tradisi yang Dijalankan
Setelah jenazah disemayamkan di Bangsal Palereman, proses terakhir adalah pemakaman di area Kedhaton Girimulyo. Lokasi ini dikenal sebagai tempat di mana beberapa raja sebelumnya dimakamkan, termasuk PB X hingga PB XII. Tradisi ini melanjutkan legasi yang telah dibangun oleh nenek moyang.
KPH Joyo memastikan bahwa setelah prosesi pemakaman PB XIII, akan ada pembangunan Kedhaton baru di lokasi tersebut. Ini merupakan inisiatif untuk menghormati dan mengenang jasa almarhum serta meneruskan warisan budaya yang ada di daerah tersebut.
Pemakaman seperti ini menjadi simbol dari kebesaran dan tradisi Keraton Surakarta yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam prosesi pemakaman juga mencerminkan penghormatan yang mendalam terhadap nilai-nilai budaya yang ada.




